
Terletak di jantung ‘Segitiga Terumbu Karang’, Bentang Laut Kepala Burung (BHS) mencakup lebih dari 22,5 juta hektar (ha) laut dan pulau-pulau kecil di Indonesia bagian timur di lepas Provinsi Papua Barat. Membentang dari Teluk Cenderawasih di bagian timur hingga ke Kepulauan Raja Ampat di barat dan garis pantai Fakfak-Kaimana di selatan, dan terletak kokoh di episentrum global keanekaragaman hayati laut.
Bentang Laut Kepala Burung berisi beberapa ekosistem laut terkaya di dunia dengan nilai keanekaragaman hayati yang signifikan secara global serta nilai tak terukur bagi masyarakat adat setempat. Bersama-sama, kita bisa melindungi nilai itu selamanya
Biodiversitas
Bentang Laut Kepala Burung memiliki lebih banyak spesies laut daripada tempat mana pun di planet ini dan dianggap sebagai pusat spesiasi laut. Spesies baru terus ditemukan setiap tahun. Itu juga rumah bagi beberapa spesies paling terancam punah dan karismatik di dunia.
Masyarakat
Dengan lebih dari 40% populasi hidup dalam kemiskinan, 75% keluarga bergantung pada ikan untuk protein, dan mayoritas keluarga rawan pangan, dengan 13% mengalami kelaparan berulang, perikanan berkelanjutan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi salah satu kelangsungan hidup.
Ekonomi
Melalui perikanan berkelanjutan dan pariwisata berkelanjutan, ekosistem laut Papua Barat menjadi fondasi ekonomi lokal, menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari setengah rumah tangga pesisir. Perikanan menghasilkan sepertiga dari PDB lokal dan pariwisata tumbuh dengan kecepatan 30% setiap tahun.
Bentang Laut Kepala Burung dalam angka
22.5
juta ha
di bentang laut
14
%
dari kawasan mangrove global
75
%
spesies karang keras di bumi
1750+
spesies
ikan karang
3.6
juta ha
di MPA
760,000
orang
500,000
orang yang terlindung dari badai
40
%
orang hidup dalam kemiskinan
75
%
orang mengandalkan ikan
30
%
pertumbuhan tahunan dalam pariwisata
33
%
dari PDB lokal dari perikanan
~3.5
juta ton
CO2 yang diserap/tahun
Marine Protected Area (MPAs)
